Menu

Tingginya Angka Perceraian di Sampang Capai 1.290 Kasus Sepanjang 2025, Didominasi Pertengkaran Berkepanjangan

November 19, 2025

Publikasiterkini.com // Sampang – Angka perceraian di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, terus menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Hingga Oktober 2025, Pengadilan Agama (PA) Sampang telah mencatat lebih dari seribu perkara perceraian yang diputus, menjadikan ribuan warga resmi bercerai tahun ini.

Panitera Muda Hukum PA Sampang, Abd Rahman, mengungkapkan bahwa sepanjang Januari hingga Oktober 2025, terdapat total 1.658 perkara perceraian yang masuk ke pengadilan. Dari jumlah tersebut, 1.290 perkara telah diputus dan berkekuatan hukum tetap, sementara 368 perkara lainnya masih dalam proses penyelesaian.

“Jumlah perkara tahun ini tergolong tinggi. Dari 1.290 yang sudah diputus, sebanyak 1.290 wanita resmi menjadi janda,” ujar Abd Rahman kepada wartawan, Rabu (19/11/2025).

Data PA Sampang menunjukkan, mayoritas gugatan cerai diajukan oleh pihak istri. Terdapat 904 perkara gugatan cerai yang diajukan istri, sedangkan permohonan talak dari suami hanya 386 kasus.

Penyebab utama perceraian masih didominasi oleh pertengkaran berkepanjangan yang mencapai 1.231 kasus atau hampir seluruhnya. Faktor lain yang turut memicu perceraian antara lain:

– Poligami: 5 kasus

– Salah satu pasangan meninggalkan pihak lain: 2 kasus

Baca Juga :  Polantas Menyapa Kembali Gelorakan Pelayanan Humanis di Samsat Surabaya Utara

– Hukuman penjara dan penyalahgunaan zat adiktif (narkoba): beberapa kasus lainnya

Meski angka perceraian tinggi, Abd Rahman menegaskan bahwa Pengadilan Agama selalu mengutamakan mediasi sebelum memutus perkara.

“Kami selalu memberikan ruang mediasi terlebih dahulu selama kedua belah pihak hadir di persidangan. Jika tidak ada kesepakatan, barulah perkara diproses hingga putusan akhir sesuai aturan yang berlaku,” tutupnya.

Tingginya angka perceraian di Sampang kembali menjadi perhatian serius berbagai pihak, baik pemerintah daerah, tokoh agama, maupun masyarakat, untuk mencari solusi mendasar guna memperkuat ketahanan keluarga di wilayah tersebut.

(Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini

Jadilah yang pertama berkomentar disini

dark_mode